Add caption |
“All my life changing everyday in every
possible way”
(The Cranberries,
Dreams)
Dua puluh dua,, sebuah angka yang jika
dibalik tetap saja tidak berubah. Seperti angka sebelas, yang juga dibalik
tetap berjumlah sama. Dua puluh dua, sebuah fase angka yang baru saja aku
lewati satu hari kemarin. Ya...benar, angka tersebut aku lewati karena aku
mencapai peringatan hari kelahiranku tepat dua puluh dua tahun yang lalu.
Dua puluh dua tahun,,memang merupakan
angka yang kelipatan dari angka sebelas, namun tetap saja rasanya tidak sama
dengan umur sebelas tahun. Dua puluh dua tahun, angka yang menurutku menuntut
arti kedewasaan dari angka sebelas tahun. Menuntut arti kedewasaan yang tidak
terlalu kaku, namun hanya harus mengerti arti kedewasaan. Namanya juga baru
kelipatan pertama dari angka sebelas. Namun, tentu saja kedewasaan itu akan
bertambah jika umurku sudah mencapai tahap kelipatan ketiga, keempat, dan
seterusnya.
Dua puluh dua tahun, sebuah fase angka
yang memberiku arti lain dari sebuah perayaan hari kelahiran. Benarkah? Ya,
tentu saja.. Bisa kubayangkan, saat umurku baru sebelas tahun perayaan hari
kelahiran menjadi sangat kunantikan, karena hari itu aku akan mendapat kue,
kado, dan ucapan dari orang-orang yang mengenalku. Tapi, tentu saja hal utama
yang kunantikan saat itu adalah kado,,hehe (hey jangan tertawa padaku, kalian
pasti juga merasakan hal yang sama bukan?)
Namun, euforia perasaan itu sangat
berbeda saat usiaku memasuki fase dua puluh dua tahun. Tahukah kau bagaimana rasanya?
Saat mendapat kejutan dari keluarga dan sahabatmu, hatimu akan begetar hebat
bukan karena kau senang mendapatkan kue atau kado seperti saat fase umurmu
sebelas tahun. Namun, hatimu bergetar karena kau akan menyadari ternyata
keluarga dan sahabatmu sangat menyayangimu. Sebuah perasaan sederhana jika kau
ucapkan, namun hal tersebut menjadi berbeda saat kau benar-benar merasakannya.
Benarkah? Ya, tentu saja, sama seperti yang kurasakan.
Dua puluh dua tahun, saat kau
mendapatkan ucapan dari orang sekitarmu, tahukah kau bagaimana rasanya? Dan
sekali lagi aku akan beritahu hal itu rasanya berbeda saat kau berumur sebelas
tahun. Saat berumur sebelas tahun, mendapat ucapan dari orang sekitarmu rasanya
hanya sebatas senang dan tertanam bangga di hati “ Hey, kau juga ingat hari
kelahiranku.” Namun saat berumur dua puluh dua tahun, yang kau rasakan saat
mendengar ucapan adalah rasa syukur orang di sekitarmu masih mengingatmu dan
menyempatkan sebaris doa untuk fase kelipatan pertama usiamu. Bukankah hal itu
sangat menakjubkan? Ya, tentu saja doa yang sangat berharga untuk menguatkanmu
mengerti arti kedewasaan.
Dua puluh dua tahun, apakah kau pikir
aku terlambat menyadari kedewasaan? Karena sebagian orang mengartikan
kedewasaan saat berumur dua puluh satu tahun. Bagiku? Tentu saja tidak, karena
dua puluh satu tahun jika angkanya dibalik akan berubah menjadi dua belas
tahun, bukankah itu masih kategori anak-anak,,haha.. Hey, aku hanya bercanda.
Arti kedewasaan yang didapat setiap orang akan berbeda-beda, namun bagiku yang
tepat adalah fase dua puluh dua tahun.
Dua puluh dua tahun lamanya,, usia yang
tak lagi muda namun juga tak terlalu tua. Usia yang cukup untuk menyongsong
masa depan. Usia yang matang untuk mengerti lebih dalam arti kehidupan. Usia
kelipatan pertama yang sangat menakjubkan. Usia yang tidak terlalu menuntut
hanya saja perlu dimengerti. Usia kedewasaan pertama yang memberi semangat.
Selamat berusia dua puluh dua tahun, bagiku, bagimu, atau kau yang akan
menyonsongnya.
PS : fase dua puluh dua tahunku berterimakasih
untuk keluarga, sahabat dan orang-orang di sekitarku yang begitu hebat dan
membuat dua puluh dua tahunku menakjubkan. Tetaplah bersamaku sampai aku
mencapai fase kelipatan selanjutnya,,,
Because
all of you are so priceless,
Rani
Safitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar